id-GMail

Cerita-cerita, kejadian-kejadian, peristiwa-peristiwa di seputar kampung id-GMail

Friday, March 16, 2007

Cerita Pak Erte dan Istrinya

Dari Jeng Ayu, ex personel Radja

--tolong bantu kasih judul

"Pak'eeee" Bunda berseru pada suaminya yang sedang membaca koran di seberang meja makan. Pakerte yang sedang asyik hanya bergumam pendek sebagai sahutan. Entah artikel apa yang sedang dibacanya di Goblogmedia, harian pagi bertiras enam ratus delapan puluh ribu eksemplar itu.

"Sarapan udah siap. Itu korannya ditaruh dulu, Pak'e ini gimana? Kalo sarapan disambi baca koran gitu, aku rasanya seperti sedang sarapan sendiri" Bunda tetap berusaha mengalihkan perhatian Pakerte dari koran yang sedang dibacanya.

"Aku sedang baca tajuk rencana yang ditulis anak kita, Bun. Tajam sekali analisisnya." kata Pakerte berusaha menjelaskan. Ia tidak menutup-nutupi kebanggaannya atas fakta bahwa Enda Nasution, anak sulung yang diberinya nama berdasarkan nama raja Batak, menjadi pemimpin redaksi di koran tersebut.

"Alah, dia itu cuma mau membujukku. Pake nulis dengan analisis tajam segala. Sudah berkali-kali aku bilang, aku nggak akan bisa dibujuk, Pak'e. Aku nggak pernah setuju dia operasi plastik. Aku mau dia tetap jadi laki-laki" Bunda menukas tajam. Mendengar nada keras dalam suaranya, Pakerte mengalah, lalu meletakkan korannya.

"Ini semua salahmu, Pak'e. Dia pasti bingung karena namanya seperti itu. Anak laki-laki kok diberi nama Endah. Salahmu kalo dia terus lebih seneng jadi perempuan, terus operasi" Bunda melanjutkan kata-katanya setelah melihat Pakerte meletakkan koran.

"Yaaah... dia kan udah dewasa, Bun. Biarin aja dia menentukan hidupnya sendiri. Termasuk jenis kelaminnya. Hlo! ini udah hampir jam 7 kok aku belum liat Rendy nyuci mobil? Kemana dia?" Pakerte berusaha mengalihkan pembicaraan.

"Dia aku suruh bantu-bantu di rumah Fahmi. Liburan udah selesai, anak-anak mau pergi sekolah. Selama beberapa hari pasti kacau kalo nggak ada yang bantuin dia. Kasihan"

"Oalah, Bun... Bun! Kok nggak bilang kalo Rendy nggak ada. Tau gitu kan mobilnya aku bawa ke tempat cuci mobil setelah ikutan off road kemarin. Lagian Fahmi itu ya aneh. Homok kok pengennya punya anak banyak. Banyaknya nggak kira-kira pula! 11 anak yang semua mukanya sama dengan dia itu buat apa? Menuh-menuhin aja. Ini yang nggak bener pasti gen bawaan dari orangtuanya"

"Heh! jangan ngomong gitu tentang anakku, Pak'e!"

"Aku nggak ngatain gen-mu, Bunda. Yang aku maksud gen bapaknya!" perdebatan kecil semacam ini selalu terjadi apabila Pakerte dan Bunda membahas Fahmi, anak Bunda hasil hubungannya dengan kekasihnya dimasa lalu, Husni.

"Ngomong-ngomong tentang gen dari bapak, apa dikiranya anak-anak darimu itu nggak mewarisi gen jelek? Coba pikirkan anak-anak kita, Pak'e? Aku tuh sampe pusing. Kadang-kadang aku merasa gagal jadi orangtua"

"Loh, kok Bunda ngomong gitu? Apa yang salah dengan anak-anak kita? Kayaknya mereka semua baik-baik aja"

"Cronos minta dikirimi duit lagi. Aku heran, dia itu sekolah apa to di Amerika, kok nggak selesai-selesai? Aku udah sampe menjual tanah berhektar-hektar buat nyekolahin dia. Aku percaya aja sama apa yang dia bilang. Tapi sampe sekarang, mana buktinya? Yang katanya mau bawa pulang gelar Pak Hadi itu mana? Coba kalo dia sekolah di Arab, pasti bisa dapet Pak Haji. Orang Kampung akan lebih hormat sama dia"

"Ya sabar, Bunda. Pelan-pelan, mungkin memang sekolahnya susah. Atau gurunya sering nggak masuk, jadi murid-murid di kelasnya Cronos pada ketinggalan pelajaran."

"Kamu selalu punya alasan untuk membela, Pak'e"

"Hla piye, Bunda? Itu kan anak-anakku. Kalo bukan aku yang membela, terus siapa lagi? Lagian anak-anak kita itu kan ya baik... kemarin Joan kirim sosis"

"Iya, sosisnya enak, tapi aku nggak seneng sama isi suratnya. Masak dia telanjang-telanjang gitu di panasan. Terus kenapa dia mengirim surat sama orang-orang di Kampung, nyeritain soal dikeluarin di dalam apa di luar. Itu kan rahasia rumah tangga, Pak'e. Udah gitu Fahmi dilarang-larang menjawab surat itu sama dia "

"Walah, Bunda... itu kan sauna. Ya semuanya memang harus telanjang. terus kalo soal Fahmi, aku ya setuju, lha wong dia punya anak banyak gara-gara nyangkok sama nyetek. mana ngerti dia caranya punya anak seperti manusia normal" kalo dipikir-pikir, percakapan antara Pakerte dan Bunda ini memang aneh sekali. Jadi penasaran, keluarga macam apa yang mereka miliki, dan berapa anak yang mereka punya?

"Eh, Pak'e... aku kok nggak ngeliat Heri. Udah tiga hari dia nggak pulang" kata Bunda tiba-tiba. Pakerte ganti memandang Bunda dengan tatapan yang tak kalah tajamnya.

"Heri itu ada di kamarnya, Bunda. Jangan-jangan Bunda lupa pake lensa kontak ya?" Bunda langsung mengerjapkan matanya.

"Eh iyaaa... aku lupa" kata Bunda sambil menepuk jidatnya sendiri.

Heri, anak Pakerte dan Bunda yang lain lagi selalu memakai cat tubuh khusus yang menjadikan kulitnya sehitam bayangan dan tidak bisa dilihat dengan mata telanjang. Dokter Idaman telah mengatur agar kedua orangtuanya memakai lensa kontak khusus yang dilengkapi sel cahaya berkekuatan sorot 150 watt yang mendapatkan daya dari cahaya matahari. Kemampuan sorot ini penting, terutama apabila Heri sedang memakai pakaian berwarna gelap atau berdiri dibawah bayangan pohon.

Lalu kenapa Heri harus bersusah payah melakukan hal itu? Tak lain dan tak bukan adalah karena dirinya seorang buronan yang dikejar-kejar Laskar Anti Ghibah, pasukan elit yang melakukan tugas-tugas khusus dan rahasia untuk Don Geovedi, hacker bengis yang memimpin Kampung Gajah dengan gaya Mafia menyerupai Tiran. Heri adalah seorang aktivis revolusioner yang dicari-cari dengan sederetan panjang tuduhan melakukan tindakan Ghibah yang sebagian besar diantaranya terdengar mengada-ada. Tapi Don Geovedi tidak perlu alasan masuk akal untuk menghukum orang-orang yang membangkang pada kekuasaannya. Setiap kali ia bersabda "Aku bilang cukup!™", itu berarti kesalahan yang tak terampuni. Sesaat kemudian, sambungan internet orang tersebut bisa lumpuh, seringkali untuk selamanya. Seperti yang terjadi pada pemberontak legendaris Kampung Gajah, Deden -Sang Ksatria Seledri.

Sebelum masa kekuasaan Don Geovedi, Pakerte yang memimpin Kampung Gajah. Waktu itu keadaan Kampung selalu dilanda gelombang badai AAN. Setiap tahun, badai ini selalu menimbulkan kehebohan dan malapetaka di Kampung, terutama di kalangan warga yang tinggal di blok Newbie, yang mengharapkan Kampung akan lebih baik daripada tempat mereka tinggal sebelumnya. Oya, di jaman itu semboyan yang dikoar-koarkan oleh Pakerte adalah "Kampung Lain Is Nothing."

Lalu, suatu hari datanglah Don Geovedi. Pada awalnya, tidak ada yang mencurigai kedatangannya. Dia diperlakukan sebagaimana warga-warga di blok Newbie. Satu hal yang warga Kampung tidak tahu, adalah ambisinya untuk menjadi penguasa. Ia melakukan gerakan bawah tanah dengan menempatkan beberapa pengintai yang dinamai The Lurkers, untuk mengawasi gerak gerik Pakerte dan mencatat kelemahannya. Don Geovedi juga menghasut beberapa warga dari blok Selebs untuk mendukungnya. Gayanya yang meyakinkan memikat hati orang-orang itu. Segera setelah siap, Don Geovedi menjalankan aksi kudeta.

Kudeta yang tak berdarah itu berhasil mendepak Pakerte dari kekuasaannya. Sejak saat itu, Pakerte harus puas menjadi pengawas Ruang Server di Kampung Gajah. Beberapa orang yang telah termakan bujuk rayu Don Geovedi mendadak menjadi pengikut setianya, dan melupakan jabatan sebelumnya semasa pemerintahan Pakerte, seolah Pakerte tidak pernah ada. Salah satunya adalah Idban, yang sekarang ini menjadi Panglima Tertinggi Laskar Anti Ghibah. Ia adalah panglima bertangan besi dengan hati sedingin es. Namun penampilan luarnya tidak menampakkan hal ini. Sehari-hari Panglima Idban akan mengenakan kemeja lengan panjang berwarna pastel dengan dasi bermotif anime dan poni yang menjuntai menutupi matanya. Tapi saat menjalankan tugas, ia tidak pernah main-main. Setiap orang yang harus dibereskan akan dibelenggu dengan ban karet, sementara sambungan internetnya dirusak.

Kembali lagi ke rumah Bunda dan Pakerte, terlihat Bunda bergegas pergi ke kamar mandi dan mencari-cari botol dengan label transparan, FMCOPD. Agak aneh memang, tapi begitulah nama cairan obat yang dipergunakannya untuk merendam lensa kontak itu. Bunda merendam FMCOPD Lens dalam FMCOPD Liquid selama beberapa saat, menutup dan mengguncangnya perlahan dengan teknik FMCOPD Shake, sebelum meletakkannya diatas FMCOPD Tissue. Bunda mengambil FMCOPD Lens satu demi satu, lalu memasangnya di bola mata. Setelah itu Bunda mengerjap-ngerjap puas, dan buru-buru pergi ke kamar Heri.

Dan benarlah, Heri sedang meringkuk tertidur pulas di atas ranjangnya. Tubuhnya terlihat selegam biasa, tapi sekarang bunda bisa membedakannya dari seprei hitam, selimut hitam dan sarung bantal-guling yang semuanya berwarna hitam. Memang hebat sekali FMCOPD Lens ini. Bunda lalu kembali ke meja makan untuk meneruskan sarapan dan obrolannya yang tertunda.

"Gimana Bun? Udah keliatan sekarang?" tanya Pakerte begitu melihat Bunda kembali lagi.

"Iya, Pak'e. Udah keliatan. Udah aku pake kok lensa kontaknya"

"Hhhhh... pantesan Heri kemarin mau ngajakin Bunda ngomong tapi terus ragu-ragu. Mungkin dia tau Bunda nggak pake lensa kontak dan dia nggak mau negur. Anak itu halus sekali perasaannya"

"Iya, aku jadi merasa bersalah. Setelah ini aku sering-sering diingetin ya, Pak'e. Biar aku nggak lupa lagi pake lensa kontak ini. Oya, nanti kalo mau ke kantor jangan lupa mampir ke klinik Idaman, Pak'e. FMCOPD Liquid-nya udah mau habis"

Klinik Idaman yang disebut-sebut Bunda pada awalnya adalah klinik kesuburan yang dikhususkan bagi pasangan yang ingin memiliki anak. Dikelola oleh pasangan Dokter Idaman dan Suster Idaman, klinik itu mengembangkan teknologi terbaru yang bisa dibayangkan oleh isi jagad semesta untuk memperoleh keturunan. Melalui serangkaian percobaan dalam laboratorium rahasianya, Dokter Idaman membantu banyak sekali pasangan yang merindukan keturunan. Ketika Don Geovedi mulai memimpin Kampung Gajah, Suster Idaman yang berjiwa bisnis segera mengambil peluang ini. Ia melakukan negosiasi dengan Don Geovedi untuk menjadilan Klinik Idaman sebagai klinik resmi di Kampung Gajah. Sementara klinik-klinik lain hanya sekedar tempat menampung pasien alias Ruang Tunggu atau mengobati keluhan-keluhan ringan, Klinik Idaman adalah tempat rujukan untuk menyelesaikan semua penyakit berat.

Meski demikian, Don Geovedi tidak tahu kalau Klinik Idaman juga menangani sejumlah kasus rahasia. Misalnya Heri. Adalah Dokter Idaman yang mengembangkan FMCOPD Series agar Heri bisa bersembunyi dengan aman di tengah keramaian. Suster Idaman memperlakukan hal ini sebagai bisnis tambahan. Ia tetap melayani keinginan Don Geovedi, sementara di sisi lain, ia juga mendapat keuntungan dari bisnis tambahan ini.

"Pak'e... dulu hidup kita itu nggak sesulit ini. Semua anak kita berkumpul, aku bisa sering ketemu mereka semuanya. Aku selalu mengutuk hari terjadinya kudeta itu. Kenapa sih Pak'e kok nggak mempertahankan kekuasaan? Kenapa nggak berjuang sedikiiit aja. Don Geovedi itu kan kurus kering, udah gitu...ho..." ucapan Bunda dipotong tajam oleh Pakerte.

"Hush! Jangan terusin, Bunda! Apa Bunda mau kita ditangkap sama Laskar Anti Ghibah?" Pakerte bicara sambil menoleh ke arah pesawat telepon.

Mesin yang diletakkan di sebelah pesawat telepon adalah teror yang dipakai oleh Don Geovedi untuk menguasai warga Kampung Gajah. Mesin bundar berwarna kelabu berukuran sebesar Disc Man yang sebentar-sebentar berdengung itu dengan mudah dapat dikira sebagai Answering Machine karena dihubungkan dengan telepon dan bisa digunakan untuk merekam pesan. Tapi lebih daripada sekedar perekam, mesin itu adalah pemancar dan penerima sekaligus. Mesin ini sangat sensitif, sehingga cukup diletakkan di salah satu sudut rumah saja, maka semua pembicaraan yang dilakukan orang yang berada di rumah tersebut bisa didengarkan dari MBBM -Markas Besar Berbiji dan Melambai, kantor pusat kendali kekuasaan Don Geovedi.

Karena itulah Pakerte khawatir atas ucapan Bunda tadi. Apa yang dikatakan Bunda bisa disebut aksi Ghibah subversif, karena Bunda mengghibah Don Geovedi sendiri. Hukumannya sangat berat. Yaitu kerja paksa membersihkan satelit dan seluruh parabola yang ada di Kampung Gajah dengan menggunakan sikat gigi. Satu-satunya orang yang pernah dijatuhi hukuman ini adalah Iyo, tak peduli usianya belum genap 18 tahun, atau masih dibawah umur. Sejak kejadian itu, Iyo mendapatkan julukannya yaitu Sikat Bertuah.

Dan benarlah, tak berapa lama kemudian... terdengar ketukan nyaring di pintu depan. Bunda dan Pakerte berpandangan dengan cemas

"Pak'e... siapa itu? aku takut. Apakah itu Laskar Anti Ghibah?"

"Aku nggak denger ada suara motor sih, Bun. Tapi mereka bisa saja parkir di di lapangan di ujung jalan" Suara ketukan terdengar lagi. Kali ini lebih keras.

Yang dimaksud Pakerte dengan suara motor sebenarnya adalah Kavaleri Bermotor, pasukan gerak cepat dari Laskar Anti Ghibah. Kalo kavaleri biasanya naik kuda, pasukan yang satu ini naik motor cowok. Pemimpinnya adalah Komandan Arjuna, seorang lelaki dengan populasi rambut tubuh yang berlebihan dan senang melamun. Ia senantiasa mengenakan rompi hitam dan celana kulit, sehingga orang bisa dengan mudah melihat tattoo pot bunga yang berada di lengan kanannya. Kavaleri Bermotor biasanya diterjunkan jika ada eksekusi hukuman yang bersifat urgent, atau Panglima Idban melakukan tugas luar, atau Don Geovedi pergi keluar dari markas untuk meninjau wilayah kekuasaannya. Untuk Panglima Idban dan Don Geovedi, tentu saja Kavaleri Bermotor berkewajiban melakukan tugas pengawalan. Sementara kedua pemimpin itu akan naik Jazz atau Yaris.

Agak ragu Pakerte beranjak menuju pintu depan. Lalu dibukanya pintu perlahan-lahan...

"Selamat pagi" seseorang dengan seragam hitam-hitam dengan bisban warna metalik di tiap-tiap garis jahitan menyerukan sapaannya.

"Selamat pagi" Pakerte menjawab dengan perlahan, setengah tertegun karena lelaki berseragam hitam-hitam itu membelakangi dirinya.

"Saya mendapat laporan akurat kalau rumah ini memerlukan tambahan dosis Potpourri Kebahagiaan" lelaki berseragam itu mengucapkan kalimatnya sambil membalikkan badan. Di atas telapak tangannya tergeletak sebuah kotak seukuran novel. Dia membawanya seperti sedang membawa baki minuman.

Pakerte terperangah melihat wajah orang itu. Separuh dari ekspresinya berisi kelegaan. Separuhnya berisi keterkejutan. Pakerte kenal betul laki-laki berseragam itu. Alex.

Alex datang dari Aceh. Segera setelah pindah ke Kampung Gajah, ia membuka bisnis pengedaran ganja. Sebagai pemimpin yang liberal, Pakerte tidak melarang bisnis Alex ini, ia bahkan mendorongnya supaya berkembang, dengan menginspirasi Alex untuk menyediakan sistem layanan antar, dan memberikan nomor telepon khusus yang mudah diingat: 42652-6262-42652 (baca: GANJAMANAGANJA).

Tetapi Don Geovedi memang lebih cerdik. Alih-alih membebaskan, ia merekrut Alex dan memanfaatkan bisnisnya. Alex diangkat menjadi Kepala Divisi Halusinasi. Tugasnya adalah menyuplai ganja bagi setiap rumah di Kampung Gajah. Tapi ganja-ganja itu tentu saja bukan ganja biasa. Itu adalah alat propaganda, karena ganja yang disebut Potpourri Kebahagiaan itu terlebih dahulu dicampur dengan Derau Agitasi. Setiap kotak seperti yang dibawa oleh Alex ke rumah Pakerte berisi tiga puluh kotak yang lebih kecil, seukuran korek api. Kotak-kotak kecil ini bekerja seperti mat obat nyamuk, cukup diselipkan ke lempeng pemanas, maka seisi rumah akan menghirup aromanya. Tiap mat bisa bertahan selama 8 jam. Aroma ganja khusus tersebut harus dihirup sekurang kurangnya 30 menit sehari.

Ketika Alex datang dan mengatakan bahwa rumah Pakerte perlu tambahan dosis Pot pourri Kebahagiaan, artinya dia membawa kotak berisi mat yang harus dihirup selama 2 jam setiap harinya. Lalu dimana letak kemampuan propagandanya?

Don Geovedi percaya bahwa saat manusia tertidur adalah saat yang paling efektif untuk mencuci otak warga Kampung agar terus tunduk pada kekuasaannya. Derau Agitasi yang dicampur dengan ganja dalam dosis dan formula tertentu akan mempengaruhi mimpi warga Kampung. Mimpi-mimpi mereka akan berisi pidato, wejangan dan wawancara imajiner dengan Don Geovedi. Menghirup Potpourri Kebahagiaan selama 30 menit akan memberi Mimpi Agitatif sepanjang 7 menit. Sementara kalau yang 2 jam, akan menghasilkan mimpi sepanjang 60 menit.
Kedengarannya membosankan ya?

Tapi sebenarnya tidak. Justru Mimpi Agitatif yang diciptakan oleh Don Geovedi ini termasuk satu hal paling kretif yang pernah ada di Kampung Gajah. Karena mimpi itu bisa berupa potongan-potongan gambar dengan teks mendukung, film bisu hitam putih dengan subtitle dalam berbagai bahasa, atau video art yang dipotong-potong masing-masing sepanjang 10 detik dan diiiringi musik elektronik yang diramu sendiri olehnya. Ada pula yang settingnya bergaya pertunjukan teater, opera, video klip dan film animasi. Ada yang cara pengambilan gambarnya gaya film India, gaya pertandingan sepakbola maupun gaya film Dancer In The Dark. Pokoknya kreatif deh! Dijamin tidak membosankan. Salah satu sebabnya adalah karena obsesi Don Geovedi sejak kecil yang ingin menjadi DJ kondang yang berkuasa.

"Jadual pembakaran Potpourri Kebahagiaan sudah saya selipkan kedalam kotak itu. Jangan sampai ada yang terlewat. Bapak sudah tau aturannya kan?" kata Alex dingin sambil memandang sekilas wajah Pakerte dengan tatapan menghina.

"Terima Kasih" Pakerte berusaha keras menahan kemarahannya. Dasar pengedar ganja tak tahu diuntung!

Tapi Alex seolah tak peduli dengan jawaban Pakerte. Ia membalikkan badan sekali lagi, lalu melangkah pergi. Pakerte menutup pintu dan hampir menabrak Bunda waktu berbalik. Bunda ternyata sedari tadi ada di balik pintu.

"Hladalah, Bun! kamu ini bikin aku kaget aja" kata Pakerte

"Itu tadi Alex ya, Pak'e? Kok kayak nggak kenal kita?" kata Bunda

"Aaah, males aku mikirinnya, Bun. Mendingan ini jadual pembakarannya dipelajari. Sebulan ini kita harus memimpikan Don Geovedi selama satu jam tiap malam. Ini semua gara-gara Bunda, nggak bisa menahan diri untuk nggak Ghibah!" Pakerte bicara panjang lebar sambil melangkah menuju meja makan lagi, mau meneruskan baca koran.

"Wah! sekali ini kita dapet warna merah, Pak'e! Memang gila orang-orang itu, sampe pembakarannya pun diawasi. Tiap kotak dikasih warna pantone yang beda-beda. Nanti kalo udah dibakar terus asap yang masuk ke answering machine bisa menggerakkan sensor yang kasih sinyal, kita membakar potpourri yang bener apa nggak. Sesuai jadual apa nggak" Bunda membuka-buka kotak yang tadi didapat Pakerte dari Alex.

"Yah, masih sukur hanya diberi peringatan lewat Mimpi Agitatif tambahan, aku nggak mau kena hukuman-hukuman yang lain, apalagi algojo barunya Don Geovedi itu, aduh! Minta ampun deh, Bun"

"Oh iya, aku juga denger Pak'e. Siapa sih itu?"

"Andry namanya. Julukannya Fra Diavalo."

"Opo kuwi Pak'e?" tanya Bunda

"Saudara Iblis"

Tugas sebagai algojo tentu memerlukan julukan yang mentereng. Supaya sejak jauh-jauh hari orang yang akan menjalani eksekusi sudah takut duluan. Tidak banyak yang diketahui tentang Andry, kecuali bahwa dia dikenal memiliki variasi jenis hukuman yang seringkali menakjubkan kejamnya. Kabar yang tersebar di Kampung Gajah, hukuman favorit yang sering ia tambahkan pada orang yang harus dia eksekusi adalah KencingLurus. Ia bahkan punya waterpas khusus untuk mengukur sudut dan kemiringan air kencing orang yang akan dijagalnya. Kalau masih belum lurus, ia tidak segan-segan meminta orang tersebut untuk mengulanginya. Dan siapa sih yang berani tawar menawar dengan Saudara Iblis?

Pakerte menghirup kopinya yang hampir dingin. Sebuah upaya yang nyaris berhasil untuk menenangkan diri. Percakapan mengenai Algojo Andry sama sekali bukan topik yang menyenangkan. Apalagi di pagi hari seperti sekarang ini.

"Apa kita pindah aja, Pak'e?" tanya Bunda tiba-tiba. Pakerte mengangkat kepalanya dari koran lalu menatap Bunda dengan sebal.

"Pindah kemana? Ke Jepang? Ini pasti gara-gara Husni makanya pagi ini Bunda aneh sekali. Kenapa lagi dia? SMS? Telepon?" Pakerte tidak kuasa menahan kecemburuan yang menggelora di dada.

"Ya, dia memang telepon dan aku sempat chatting juga, Pak'e. Tapi sekali lagi, aku belum bikin keputusan apa-apa. Semua harus ikhlas. Nggak hanya Mas Husni, tapi Pak'e juga" kata Bunda tenang.

Penyebab lain pertikaian kecil dalam rumah tangga Pakerte tentu saja Husni. Sejak lima tahun terakhir ini, Bunda mempertimbangkan untuk melakukan poliandri. Salah satunya karena sudah ada Fahmi. Selain itu juga karena Bunda dan Husni sebenarnya masih saling mencintai. Awalnya Husni bahkan berniat menunggu sampai Bunda jadi janda. Tapi karena sepertinya itu makan waktu lama, Husni mengajukan alternatif poliandri pada Bunda. Bunda juga senang dengan gagasan itu. Tapi sejauh ini Pakerte bergeming.

"Aku juga kangen sama anak-anak kita, Bunda. Tapi aku nggak bisa meninggalkan Kampung ini. Bagaimanapun juga, leluhurku yang mendirikan Kampung ini. Aku harus tetap ada disini. Aku harus memberi anak-anak tempat untuk pulang" nada bicara Pakerte sudah melunak.

"Memang di rumah ini masih ada Henny dan Heri. Tapi untuk melihat mereka aja sangat susah. Henny hanya mau keluar dari balik batu setiap Purnama dan Bulan Mati. Selain itu sama sekali nggak mau keluar. Aku sedih, Pak'e" jawab Bunda.

Henny adalah anak Bunda dan Pakerte yang sangat cerdas. Ia memutuskan untuk tidak keluar dari balik batu karena itulah satu-satunya tempat yang aman dari aroma Potpourri Kebahagiaan. Barangkali satu-satunya warga Kampung Gajah yang tidak pernah mengalami Mimpi Agitatif adalah Henny. Sebetulnya dulu Henny dan Don Geovedi adalah sepasang kekasih. Mereka sering menghabiskan malam-malam panjang berdua, browsing dan chatting dengan menggunakan satu komputer bersama-sama, atau berbincang-bincang sambil mengamati bintang sambil mendengarkan musik yang diramu oleh Don Geovedi.

Kalau Don Geovedi membuat ramuan musik elektronik baru, Henny yang akan mendengarnya pertama kali. Kalau ia bepergian, Henny akan mendapatkan batu-batu kecil dengan bentuk dan warna yang unik saat ia kembali. Kalau ia menyusun video footage, Henny akan selalu terlihat di salah satu scene. Kalau dia berhasil membongkar sistem keamanan sebuah situs atau satelit, ia akan menandainya dengan kata-kata "Hacked for Henny." Saat hari-hari bahagia itu, Don Geovedi tampak memuja Henny, dan Henny balas mencintainya dengan lembut. Tapi ketika Don Geovedi melakukan kudeta, Henny sadar kalau selama ini ia hanya dimanfaatkan. Sejak itulah Henny tinggal di balik batu karena patah hati. Mimpi Agitatif hanya akan mengingatkannya pada orang yang ia cintai, sekaligus orang yang menusuk ayahnya dari belakang.

"Aku nggak pernah tinggal diam, Bunda. Percayalah. Suatu saat nanti, segalanya akan kembali seperti sedia kala" Pakerte berusaha meyakinkan Bunda. Bunda mengangguk pasrah

"Ya, semoga. Aku harap Rujak Lambe segera menemukan sesuatu"

Sampai disini Pakerte berhenti. Rujak Lambe adalah sekte rahasia yang beranggotakan orang-orang dengan kemampuan berbahasa yang tinggi. Selain itu, mereka terobsesi pada EYD. Sebelumnya mereka adalah klub bahasa elit yang memiliki kantor megah, Laboratorium dan Pusat Pengembangan Bahasa; Rujak Lambe. Tapi kini, hanya sedikit orang yang tahu bahwa anggota sekte ini masih berkeliaran di Kampung Gajah karena Don Geovedi mencekal, membubarkan paksa dan menyatakan Rujak Lambe sebagai sekte terlarang di seluruh wilayah Kampung Gajah.

Pemimpin terakhir sekte ini adalah Prof. Amal. Walaupun bergelar profesor, yang didapatnya secara in absentia, namun ia tidak setua yang dibayangkan kebanyakan orang. Ia juga sama sekali bukan mantan rektor universitas terkenal. Saat Rujak Lambe dibubarkan, Prof. Amal menghilang. Untuk beberapa saat, ia seperti lenyap tak berbekas. Beberapa bulan kemudian Pakerte menemukan bahwa Prof. Amal sudah kembali ke Kampung Gajah dan menyamar menjadi petani kentang dan sayur-mayur di sebuah lahan pertanian kecil di pinggiran Kampung. Hal yang tidak diketahui Pakerte adalah bahwa baik Joan, maupun Benny -anak-anaknya, sama-sama menjadi anggota Rujak Lambe.

"Aku harap juga begitu, Pak'e. Rujak Lambe satu-satunya harapan kita sekarang ini. Si Joan dan Benny itu kan juga kayaknya terobsesi sama EYD toh?"

"Iya. Tapi aku rasa mereka masih belum nyampe-lah kalo harus jadi anggota sekte itu"

"Jangan ngeremehin anak-anakku, Pak'e. Gimana-gimana, itu kan anakmu juga." kata Bunda sambil menuangkan kopi panas lagi ke cangkir Pakerte.

"Bun... Bun... walopun iya, kita ya ndak bakalan tau. Lha wong namanya aja rahasia"

Bunda adalah salah seorang yang paham betul betapa pentingnya kelangsungan Rujak Lambe bagi Kampung Gajah. Syahdan, saat Pakerte dipaksa menyerahkan kekuasaannya pada Don Geovedi, mereka sempat membuat sebuah kesepakatan. Apabila dalam menyebarkan publikasi tertulis Don Geovedi melakukan kesalahan EYD sebanyak tiga kali dan Pakerte bisa membuktikannya, lalu bukti itu bisa dipertanggungjawabkan dihadapan pihak yang kompeten, maka Don Geovedi harus mengembalikan kekuasaannya atas Kampung Gajah pada Pakerte. Sampai saat ini, kesalahan EYD itu belum pernah terjadi. Don Geovedi tampaknya melakukan tes dan pengecekan yang sangat ketat terhadap setiap publikasi tertulis dari Dewan Pemerintahan Berbiji dan Melambai. Lagipula, jumlah publikasi yang tertulis sangat sedikit karena sebagian besar publikasi dan propaganda dilakukan dengan Potpourri Kebahagiaan.

"Ho'oh ya, Pak'e. Eh tapi, aku jadi inget Benny. Anak itu kerja dimana ya, sekarang? Apa dia menghubungi lagi setelah dipecat, Pak'e?"

"Belum, Bunda. Kasiyan dia. Cita-citanya u jadi asisten pribadi Prof. Amal. Tapi belum kesampaian, udah kandas. Pergi ke Surabaya, jadi centeng di kelab malam. Tau-taunya dipecat gara-gara nggak bisa mengenali artis mana yang harus dilindungi"

"Lha ya itu! aku sampe ngomel sama Doni. Kok tega-teganya bikin sodara sendiri dipecat dari kerjaan. Aku ya ngerti, pasti dia marah waktu Rony ninggalin dia, tapi itu bukan alasan buat ngajakin Benny minum Brainwash waktu kerja. Lha kalo dia dipecat itu salahnya siapa? Salahnya Doni to?"

"Sabar Bun... sabar. Toh semuanya udah lewat. Benny aja nggak nyalahin Doni, kok. Mereka berdua sekarang pasti sedang berusaha mencari pekerjaan juga. Doni udah mulai mau manggung lagi, kok. Katanya juga sebentar lagi mau meluncurkan DVD lagu-lagunya" Pakerte berusaha menenangkan Bunda.

"Apa Benny bantuin Doni bikin DVD, Pak'e?" tanya Bunda.

"Aku yang nyuruh dia supaya bantuin, Bun. Biar nanti Doni nggak diledek panjang pendek sepanjang tahun kalo ternyata DVD-nya sux. Aku juga pengen liat, si Benny itu ada kegiatannya. Supaya jangan cuma baca berita dari koran online basbang yang sok mau nyaingin korannya Enda Nasution"

"Atau mendingan Benny itu buka biro pengamanan aja deh. Jadi bodyguard artis, apa main sinetron laga gitu loh! Itu cowok-cowok yang jadi pendekar di sinetron TV kok nggak ada yang jantan gitu. Mendingan juga Benny. Tinggi, besar, keliatan kuat gitu kan, Pak'e" Bunda ikut memberi usul.

"Ya nanti kalo ketemu sama anaknya, kamu ngomongo gitu, Bun. Sekarang biar si Benny bantuin Doni dulu, sampe nanti Doni ketemu sama orang lain buat nerusin Sotosop Clan"

Sotosop Clan adalah duo hiphop nomor satu di Kampung Gajah. Awalnya beranggotakan Doni dan Rony yang namanya berima dan sama-sama senang mengutak-atik photoshop baik untuk mengolah gambar-gambar maupun mengolah teks lagu rap ciptaan mereka. Selain bermusik, mereka berdua sempat bercita-cita untuk mengembangkan photoshop agar dapat pula digunakan untuk mengolah musik dan video footage. Sayangnya, sebelum keinginan ini tercapai, Rony terlebih dulu dibajak oleh Don Geovedi dan bergabung menjadi Kepala Divisi Screenshot. Tugasnya menyiapkan semua rencana publikasi, agitasi dan propaganda secara visual.

Dengan kemampuannya menggunakan photoshop, Rony mengubah citra Don Geovedi yang sempat terpuruk setelah peristiwa kudeta tak berdarah. Ia menerbitkan satu seri buku komik yang memperkenalkan riwayat Don Geovedi, hal-hal yang telah disumbangkannya pada dunia nyata maupun dunia maya, peranannya dalam sejumlah kejadian yang mengubah wajah berbagai tempat di seluruh penjuru dunia, serta orang-orang yang mendukung sepak terjangnya selama ini. Komik-komik itu dibagikan gratis dari rumah ke rumah sebagai buku pegangan wajib warga Kampung Gajah. Entah bagaimana caranya, Rony bahkan bisa membuat seolah-olah BBC pernah membuat ulasan mengenai Don Geovedi, yang kemudian menjadi hal pertama yang meningkatkan popularitasnya.

Kembali ke rumah Bunda dan Pakerte, tampak mereka berdua sudah sampai pada beberapa suap terakhir sarapan. Sarapan di rumah itu menyajikan menu yang bisa bikin kita -manusia biasa, mengernyitkan hidung, karena nggak umum. Pertama, selalu tersedia Nanas Amoral di meja itu. Bunda mendapatkannya dari Susur, juragan Nanas Amoral yang juga menguasai gerombolan tukang ojeg di sebuah kota yang dirahasiakan di Jawa Barat. Dulu, dulu sekali, waktu Susur memulai karirnya sebagai tukang ojeg, Bunda membantunya dengan berlangganan ojeg untuk mengantar anak-anaknya ke sekolah. Jadi meskipun nggak ada penumpang lain, minimal Susur masih dapat penghasilan dari abonemen mengantar anak sekolah itu. Susur tidak pernah melupakan jasa Bunda. Oleh karena itu, setiap minggu dengan bantuan Abi, si Sopir Angkop, yaitu angkutan khusus di Kampung Gajah, Susur akan mengirimkan sekeranjang Nanas Amoral pada Bunda.

Kedua, selalu ada Kacang, Akuwa dan Het Lotob. Seringkali, semua makanan ini dihidangkan di atas tikar yang sudah digelar. Percaya atau tidak, Bunda menggelar tikar di meja makan, sehingga setiap kali makan terasa sebagai piknik.

Sebagai tambahan, hari ini juga ada Nasi Timbel dan Ikan Asin, yang dibeli dari warung Jeng Mira. Satu hal yang penting diingat, jangan pernah datang ke warung Jeng Mira dengan membawa kucing, karena Jeng Mira selalu punya keinginan yang sulit dikendalikan untuk menggilas kucing dengan mobilnya. Hal ini tak lain dan tak bukan adalah bagian dari kerusakan otak yang ditimbulkan oleh hukuman yang diberikan oleh Don Geovedi.

Ceritanya, sebagai pemilik warung tentu saja Jeng Mira rajin mengghibah dengan orang-orang yang jadi pelanggan warungnya, supaya mereka betah, makan banyak dan rajin balik lagi untuk mendengarkan lanjutan cerita yang dighibahkan. Suatu hari, Jeng Mira apes dan mengghibah pada saat di warungnya ada Idban. Jeng Mira langsung ditangkap, dan hukuman yang dijatuhkan padanya adalah jadi kelinci percobaan untuk Potpourri Kebahagiaan yang saat itu sedang dikembangkan dan baru akan diujicobakan.

Entah apa yang terjadi saat hukuman itu, ketika kembali ke rumahnya, Jeng Mira selalu melihat kucing sebagai polisi tidur, dan setiap polisi tidur wajib dilindas. Jeng Mira yang malang kemudian mulai melindas kucing-kucing yang sebetulnya bernyawa sembilan. Herannya, setelah melindas dan kucing itu berbunyi "Ngek" dan berdarah, Jeng Mira akan bisa melihat bentuk binatang itu sebagai kucing, dan bukannya polisi tidur. Maka Jeng Mira menghabiskan uangnya untuk membawa kucing-kucing yang dilindasnya ke dokter hewan. Rupanya, siklus itulah yang jadi hukuman seumur hidup untuk Jeng Mira. Tega banget kan, para Laskar Anti Ghibah itu? Anehnya, hukuman itu tidak membuat Jeng Mira jera mengghibah. Abis gimana, terbukti memang Ghibah itu salah satu kebutuhan dasar manusia. Lihat aja acara infotainment di TV ada berapa banyak kalo dibandingkan dengan acara masak memasak walaupun makan adalah kebutuhan primer.

Tadi pagi waktu Bunda pergi ke warung Jeng Mira, ia punya bahan baru untuk dighibahkan. Yaitu tentang Jeng Ayu, pendekar ternama yang mulai memasuki masa persiapan perdamaian setelah sekian lama menyebarkan teror dan pertumpahan darah dengan Pedang Setan-nya yang terkenal. Menurut Jeng Mira, Jeng Ayu ini sakit hati dan mendendam setelah ditinggal menikah oleh Pendekar Cisadane, yang punya padepokan silat di Lembah Baliem dan menguasai lalu lintas perdagangan di Sungai Mamberamo lewat kawanan bajak sungai yang dimilikinya. Dikenal sebagai Nara Sumber yang Bermoral oleh para perompak dan suku-suku yang bertikai di kedalaman rimba disekitar Danau Sentani dan Gunung Jayawijaya, Pendekar Cisadane memutuskan untuk menikah dengan perempuan lain yang tidak terlalu dikenal di Kampung Gajah daripada menikah dengan Jeng Ayu.

Meskipun tetap menyandang Pedang Setan, Jeng Ayu yang patah hati lalu memutuskan pindah ke Ubud dan mendirikan padepokan aliran khusus Yoga Ranjang. Murid pertama yang juga dikabarkan memiliki hubungan khusus jinak-jinak merpati malu kucing adalah Saylow. Penduduk asli Bali yang terkenal karena berhasil melakukan diversifikasi pertanian dengan melakukan sistem tumpang sari antara tanaman hidroponik dengan babi unggulan berwarna pink dan berekor ikal. Babi yang dikembangkan di tanah pertanian Saylow dikenal menyukai huruf besar, menghapus email-email sebelumnya, menyukai lakban hitam dan tergila-gila pada gadis bernama Fiona.

Dari penuturan Jeng Mira, Bunda jadi tahu kalau tengah terjadi cinta segitiga antara Jeng Ayu, Saylow dan Oom Ganteng. Lha, Oom Ganteng itu siapa?

Oom Ganteng ini mempunyai beberapa nama panggilan, seperti misalnya Ryo Saeba atau Eko Juniarto, yaitu nama samarannya ketika bekerja di Jakarta. Diam-diam, ia adalah saingan Don Geovedi. Ia menolak mengakui kekuasaan Don Geovedi atas semua mailing list dimana ia menjadi moderatornya. Padahal Oom Ganteng ini adalah moderator mailing list seluruh dunia, termasuk mailing list moderator mailing list yang beranggotakan moderator mailing list dari seluruh penjuru dunia. Ia juga memiliki Light Saber, yang membuat Jeng Ayu merasa Pedang Setan sudah menemukan pasangan yang tepat. Tetapi yang paling penting adalah, Jeng Ayu yakin Oom Ganteng akan dapat membantunya memporak-porandakan kehidupan Pendekar Cisadane lewat Jurus FLAMER yang dimiliki Oom Ganteng, dengan mengerahkan Batalyon Airsoft, Star Trek, Heroes dan TKTQ+, yang dijamin akan membuat Pendekar Cisadane tak berkutik, hancur berkeping-keping dan mumet njlimet.

Yang Bunda tidak ketahui, Jeng Mira mengincar Oom Ganteng karena ia memiliki Helm Pujaan, yang kabarnya berkhasiat membuat kulit menjadi mulus sehalus porselen, menghilangkan bekas jerawat, jerawat yang sedang tumbuh sekaligus dengan bibit jerawat dimasa yang akan datang apabila dipakai selama 4 minggu berturut-turut. Tetapi sejauh ini Oom Ganteng bergeming dan tidak memberikan Helm Pujaan pada Jeng Mira.

Sambil menceritakan ulang hal-hal yang dighibahkan oleh Jeng Mira pagi itu, tentu saja dengan bahasa sandi sehingga Answering Machine tidak mengirimkan sinyal pada MBBM, Bunda menelan potongan terakhir Nanas Amoralnya. Tiba-tiba telepon di rumah itu berdering. Pakerte beranjak dari duduknya lalu mengangkat telepon

"Selamat Pagi"

"Pakerte?" sebuah suara diseberang menyapa Pakerte

"Iya, saya. Ada yang bisa saya bantu? Ini siapa ya?"

"Saya Fajri, Pakerte. Saya menelepon dari sambungan khusus Troll Hotline. Saya sudah mengacak sinyal frekuensi dan IP Addressnya dengan bantuan Ibu Aisyah, Topan Yuniarto dan Yazid agar tidak bisa disadap oleh Laskar Anti Ghibah. Tapi sambungan ini hanya bisa saya pertahankan selama 60 menit jadi kita harus cepat"

"Ada apa, Anthony?" kata Pakerte cepat, memanggil orang yang menelepon dengan nama depannya.

Anthony Fajri yang dijuluki Pria Penipu bekerja paruh waktu sebagai asisten pribadi Tukang Kiridit. Satu-satunya supplier barang impor berijin dengan status diakui di Kampung Gajah. Ia dikabarkan pergi ke Timbuktu dan melakukan penelitian khusus di bidang mutasi serangga setelah Rujak Lambe dibubarkan. Fajri sebelumnya adalah salah seorang anggota sekte tersebut. Penelitiannya tentang serangga berkaitan dengan cara-cara alternatif penggunaan serangga dalam peningkatan kemampuan berbahasa dan mempergunakan EYD. Pakerte mengetahui hal ini. Karena itulah jantungnya berdebar saat mendengar suara Fajri.

"Saya berhasil memasukkan telur serangga ke dalam Es Campur yang disuplai Tukang Kiridit ke MBBM. Es Campur adalah media yang memungkinkan telur itu tetap hidup. Efeknya pada Don Geovedi adalah gatal-gatal dan nanosleep sehingga konsentrasi berkurang. Kami sudah menemukan satu kesalahan EYD. Tinggal mengirimnya pada Bapak W.J.S. Poerwadarminta untuk mengeceknya segera. Kita ak..." tiba-tiba hening. Sambungan telepon itu putus.

"Halo? halo! halo?..." sia-sia Pakerte bicara. Suara yang didengarnya di seberang sudah tidak terdengar lagi.

Pakerte merasakan tangannya basah oleh keringat dingin. Mendadak tubuhnya gemetar. Kalau satu kesalahan EYD sudah ditemukan setelah mengkontaminasi Es Campur dengan telur serangga, itu berarti telur serangga ini bisa lolos dari Pemindai IP. Alat ini diciptakan Don Geovedi yang paranoid, luar biasa takut seseorang akan berusaha membunuh atau mengambil kekuasaannya. Setiap benda yang memasuki Kampung Gajah, molekul-molekulnya seketika akan mengandung IP Address. Sederet nomor yang menandai kategori benda-benda tersebut dalam tag tertentu. Setiap substansi asing akan berisi IP Adress yang mencurigakan. Pemindai IP bisa menelusuri metadata tiap-tiap benda, lalu melacaknya sampai ke tempat dimana sebuah substansi asing ditambahkan sehingga sebuah benda berubah IP Addressnya. Hasil dari pelacakan ini tentu saja fatal. Kelumpuhan Internet adalah hal paling sederhana yang bisa dibayangkan. Belum ditambah Kutukan Lag, Tendangan Trojan, Pukulan Worm dan entah apa lagi hukuman yang akan sijatuhkan Panglima Laskar Anti Ghibah dan Algojonya. Mengerikan.

Pakerte lalu pergi ke meja makan, tapi Bunda sudah tidak ada disana. Semua peralatan yang dipergunakan untuk sarapan sudah dibersihkan dari meja. Pakerte menemukan Bunda sedang ada di YATRT Room, kamar tempat mereka mensortir dan membaca kiriman surat dari warga Kampung Gajah dan juga anak-anak mereka. Bunda sudah mengambil sebuah surat dari Inbox dan sedang membacanya sambil duduk di sofa merah

"Surat dari siapa, Bun?" tanya Pakerte.

"Dari Didats, Pak'e" kata Bunda sambil tetap serius membaca suratnya.

Sebuah guncangan lain terasa di dada Pakerte. Didats pergi dari rumah untuk menjadi TKI ilegal di Kuwait karena kecewa pada ibunya, setelah mengetahui bahwa Fahmi adalah anak Bunda dengan Husni. Sebagai anak bungsu yang masih sangat muda, sulit baginya menerima kenyataan bahwa dimasa lalu, terjadi hal-hal semacam itu. Ia marah pada Bunda, yang meskipun sudah punya anak dengan Husni memutuskan menikah dengan Pakerte, lalu masih berhubungan dengan Husni walaupun ia ada di Jepang. Ia kesal berkepanjangan pada Pakerte, yang kadang-kadang masih tidak ikhlas menerima kehadiran Fahmi sebagai anak tertua dalam keluarga itu. Waktu meninggalkan rumah, Didats bilang bahwa ia akan mengirimkan kabar ke rumah kalau ia sudah punya keputusan soal jawaban apa yang akan diberikan pada Bunda. Mengijinkannya melakukan poliandri atau tidak.

Kini surat itu datang. Bunda sedang membacanya. Untuk sementara ini, anak-anak yang lain tidak keberatan kalau ibu mereka melakukan poliandri. Toh, mereka sudah dewasa dan punya kehidupannya masing-masing. Jadi tidak terlalu bermasalah kalau ibu mereka punya dua suami untuk menemaninya di masa tua. Ketika anak-anak sudah tidak berada di rumah lagi.

"Bagaimana, Bunda?" Pakerte tau, kalau Didats mengijinkan Bunda menikah lagi, tinggal ia satu-satunya orang yang menentang rencana itu.

"Dia bilang, di Kuwait dia melihat berbagai macam hal, Pak'e. Dan semua hal itu menunjukkan betapa rendah laki-laki Kuwait memandang harkat dan martabat perempuan. Kecuali di bis, dimana perempuan punya tempat khusus, di manapun di Kuwait, ia melihat perempuan diperlakukan tidak adil. Lalu dia pikir lagi, kalau dia bisa kasih ibunya kesempatan untuk bisa mencapai kebahagiaan seperti laki-laki, walaupun itu berarti menikah lagi, ia setuju. Ya udah nih, baca sendiri" Bunda berdiri dan mengulurkan surat Didats pada Pakerte.

Pakerte membaca surat itu dengan tatapan nanar. Betapa semua hal berjatuhan menimpanya dalam waktu yang begitu tiba-tiba. Ia harus merelakan dirinya dimadu. Ia cemas menanti waktu-waktu kehancuran Don Geovedi yang berarti kembalinya kekuasaan di tangannya. Ditengah perang batin itu Pakerte melirik jam tangannya. Sudah hampir jam 10 pagi. Waktunya pergi ke Ruang Server.

Labels:

1 Comments:

Anonymous Anonymous said...

Pertama !!!

June 29, 2007 11:30 AM  

Post a Comment

<< Home